Ulul Albab- Guru memiliki peran penting dalam Pendidikan. Dialah yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, kemana manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia. Bertepatan dengan Hari Guru Nasional, Yayasan Pendidikan Islam Ulul Albab menyelenggarakan acara pelatihan sekaligus pemberian apresiasi kepada guru inspirasi. Acara tersebut dilaksanakan di Gedung RA Ulul Albab lantai 2 pada Sabtu (25/11).
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua YPI Ulul Albab, Ustadz Dr. Nuruddin, M.Pd.I, Kepala Unit Pendidikan Ulul Albab, Bunda Siti Maisaroh, S.H.I., M.Pd.I. dan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan YPI Ulul Albab.
Ketua YPI Ulul Albab menyampaikan sambutannya tentang perjalanan kehidupan bersama istri (Bunda May) mulai dari menjadi guru honorer, pembisnis buah hingga memiliki Lembaga Pendidikan yang diberi nama Ulul Albab.
“Di awal rumah tangga saya dan istri tahun 2005, kami berusaha untuk mencari penghasilan bersama, mulai dari menjajakan makanan yang kemudian saya titipkan di Lembaga tempat saya mengajar. Pernah juga kami memutuskan untuk bisnis jual beli buah yang pada saat itu bertempat di Tegal Besar. Hingga pada tahun 2007, kami memutuskan untuk pindah ke Mangli. Inilah awal karir kami untuk mendirikan Lembaga, ” ujar Ustadz Nuruddin.
Pada tahun 2007 itu, mulai dibangun KB Ulul Albab yang menjadi cikal bakal berdirinya RA Ulul Albab di tahun 2008. Atas kegigihan, ikhtiar lahir dan batin yang dilakukan oleh pimpinan Yayasan beserta guru, YPI Ulul Albab menjadi Lembaga yang kini dipercaya Masyarakat untuk menyekolahkan anaknya, hingga saat ini mencapai 600 siswa.
“Kehidupan selalu memberikan kisah menakjubkan bagi hamba yang mau merenungi begitu besar kuasa Allah, begitulah harapan kami memberi nama Ulul Albab, agar kita senantiasa menjadi insan, guru yang memberikan inspirasi terbaik. Saya dan suami dulu juga dari nol, tapi kami punya Impian yang besar. Ikhtiarkan maksimal, jangan kecil hati untuk menjadi guru, sebab inilah ladang pahala dan Allah akan terus memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka kepada hamba yang Ikhlas, jadilah guru yang hebat dan semangat untuk belajar, tutur Bunda May dalam sambutannya.
Pada kesempatan itu pula, Bunda May memberikan apresiasi kepada lima guru inspiratif, diantaranya Bunda Ika Yerry Kusmayanik, S.Pd., Bunda Lutfiatun Naimah, S.Pd., Bunda Titah Rahayu Lystyarini, S.Pd., Bunda Rizki Maulina Kusmayanik, S.Pd. dan Ustadzah Siti Hairun Nisak, S.Pd.I.
Acara dilanjutkan dengan pelatihan Seputar Darah Wanita yang disampaikan oleh Penulis Buku “Rumusan Dasar Darah Wanita”, Ustadz M. Nasiruddin, S.Hum. dalam pembahasan tersebut, membahas mengenai pemahaman darah Wanita bagi siswa Sekolah Dasar.
“Dalam ilmu fiqih, syarat seorang Wanita mengalami haid adalah telah berumur 9 tahun, yang setara dengan umur siswa kelas 3. Sepatutnya ilmu darah Wanita sudah mulai diajarkan kepada siswa di kelas 3, seiring dengan diajarkan sholat. Hal ini karena perintah sholat tidak berlaku bagi Wanita yang sedang haid,” jelas Ustadz Nashir.
Dalam bukunya, Ustadz Nashir menyebutkan ada lima syarat yang dijadikan rumus apabila siswi menyatakan bahwa dirinya telah keluar darah.
“Lima rumus haid diantaranya minimal umur 9 tahun Hijriyah, akumulasi darah minimal 24 jam dalam rentang 15 hari, didahului suci minimal 15 hari, tidak didahului oleh kelahiran dan darah yang keluar tidak melebihi 15 hari. Peran guru disini sangat esensial karena untuk mengajarkan siswa tata cara mengecek darah, menganalisis jam keluar darah serta menentukan kategorisasi warna dan jenis darah, ” tambah Ustadz Nashir dalam penjelasannya.
Pada kesempatan itu, penjelasan darah Wanita dilaksanakan secara interaktif dalam menyelesaikan kasus dan permasalahan yang sering dialami siswa SD yang sudah mengalami haid. Pembelajaran darah Wanita merupakan bab yang dianggap krusial yang tidak bisa dipahami dalam satu pertemuan. Sehingga Ustadz Nashir membagikan link video Youtube yang bisa dipelajari oleh guru.
Acara berjalan secara interaktif dan khidmat yang diakhiri dengan foto dan makan bersama.
(Humas)